Dairi, Sumatera Utara – Kekesalan warga dan pengguna jalan kembali memuncak! Jalan lintas vital yang menghubungkan Kabupaten Dairi menuju Kota Cane, Aceh Tenggara, kini menjadi lahan pungutan liar (pungli) yang terang-terangan dilakukan oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab. Ironisnya, jalan tersebut sedang dalam kondisi rusak parah akibat longsor, namun justru dimanfaatkan untuk meraup keuntungan pribadi.
Ketika tim dari PejuangInformasiIndonesia.com melintasi lokasi longsor tepatnya di kawasan Jalan Pembangunan, mereka dibuat kaget oleh aksi pungli yang meminta Rp50 ribu per satu unit mobil untuk bisa melanjutkan perjalanan.
“Ini jalan kan longsor, musibah. Kok malah dipungut bayaran?” ujar salah satu wartawan media kepada pemungut liar di lokasi.
Namun jawaban dari para pemungut justru lebih mengejutkan dan memicu kemarahan:
“Ini lahan kami, tanah kami, dan sudah bersertifikat. Kalau tak bayar, tak bisa lewat! Bahkan kalau lewat di sini tiga kali, tetap bayar Rp50 ribu setiap kali lewat!” tegas salah satu pemungut uang.
Tak hanya itu, ketika wartawan media menyampaikan identitasnya dan menyebut bahwa mereka sedang menjalankan tugas negara sebagai insan pers, tanggapan yang diberikan sangat tidak pantas:
“Tak ada media-media di sini! Semua yang lewat, tetap bayar!” cetus si pemungut dengan nada tinggi.
Fenomena pungli ini jelas sangat meresahkan dan merugikan masyarakat, terutama para sopir truk, pengusaha angkutan, hingga warga biasa yang melintasi jalur strategis ini untuk kebutuhan ekonomi dan sosial.
Diduga Ada Pembiaran oleh Oknum Pejabat?
Kuat dugaan, praktik pungutan liar ini dibiarkan begitu saja tanpa tindakan tegas dari aparat atau dinas terkait. Warga mencurigai ada keterlibatan atau setidaknya pembiaran dari oknum pejabat di wilayah Dairi yang tutup mata terhadap praktik ilegal tersebut.
“Kami berharap kepada pemerintah Kabupaten Dairi dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, termasuk aparat kepolisian, untuk segera bertindak tegas dan menghentikan aksi pungli di jalan umum yang seharusnya bebas dilalui masyarakat!” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Jalan lintas Dairi menuju Kota Cane adalah urat nadi penghubung dua provinsi penting. Jika jalan longsor malah dijadikan ladang bisnis oleh segelintir orang, maka keadilan dan hukum di negeri ini patut dipertanyakan. Jangan biarkan musibah berubah menjadi lahan pemerasan!
(PejuangInformasiIndonesia.melaporkan)