Polri Tekankan Pemulihan Pascabencana Banjir dan Longsor di Bali, Fokus pada Trauma Healing

Bali – Polri melalui Polda Bali menegaskan bahwa penanganan pascabencana banjir dan longsor tidak hanya berfokus pada evakuasi korban, tetapi juga pada upaya pemulihan masyarakat yang terdampak. Berbagai langkah konkret dilakukan, mulai dari penyaluran bantuan logistik, pendirian posko darurat, hingga pelaksanaan program trauma healing bagi para pengungsi.

 

Kapolda Bali, Irjen Pol. Daniel Adityajaya, S.H., S.I.K., M.Si., menuturkan bahwa trauma healing menjadi bagian penting dari proses pemulihan karena bencana alam tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam, khususnya bagi anak-anak dan keluarga korban.

 

“Melalui tim psikolog Kepolisian, program pendampingan akan dilakukan secara berkelanjutan hingga kondisi masyarakat dinilai stabil. Kami ingin memastikan warga tidak hanya pulih secara materi, tetapi juga secara mental,” ujar Kapolda Bali.

 

Selain mendirikan posko darurat untuk menampung para pengungsi, Polri bersama instansi terkait juga terus menyalurkan kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan harian. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat yang terdampak bencana.

 

Polri menegaskan, penanganan pascabencana adalah kerja bersama yang memerlukan sinergi antara aparat, pemerintah daerah, relawan, dan seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya program trauma healing dan pendampingan, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari dampak bencana dan kembali menjalani aktivitas secara normal.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *